Memahami Esensi Kontinum Literasi: Mengapa Literasi Lebih dari Sekadar Membaca dan Menulis
Dalam diskusi publik mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusia, konsep Kontinum Literasi semakin mendapat perhatian sebagai kerangka kerja penting untuk mengukur dan mengembangkan kemampuan masyarakat. Konsep ini menegaskan adanya evolusi kemampuan literasi yang berkelanjutan sepanjang hidup individu.
Kontinum literasi adalah konsep yang merujuk pada perkembangan literasi yang berkesinambungan dari tingkat paling dasar hingga yang paling kompleks.
Literasi Transformatif
Para ahli sosial dan pendidikan menekankan bahwa Kontinum Literasi mendefinisikan literasi sebagai keterampilan yang jauh lebih luas daripada fungsi dasar membaca dan menulis.
Menurut konsep ini, literasi yang sesungguhnya mencakup kemampuan untuk menggunakan dan memahami informasi dari berbagai konteks. Artinya, seseorang tidak hanya mampu mendekode kata-kata di halaman, tetapi juga mampu:
- Menyaring Informasi: Mengevaluasi kredibilitas sumber, khususnya di era digital yang dipenuhi misinformasi.
- Aplikasi Fungsional: Menggunakan informasi tersebut untuk menjalankan fungsi praktis, seperti memahami kontrak, menghitung keuangan (literasi finansial), atau menganalisis data ilmiah (literasi sains).
- Konteks yang Beragam: Memahami teks yang disajikan dalam format yang berbeda-beda, mulai dari media cetak, visual, hingga hyperlink digital.
Dengan demikian, Kontinum Literasi berfungsi sebagai pengingat bahwa peningkatan mutu pendidikan harus berfokus pada pengembangan kemampuan kognitif yang semakin kompleks, memastikan individu memiliki keterampilan yang fleksibel dan relevan untuk menghadapi tantangan global dan kehidupan sehari-hari yang terus berubah.
Mencapai tingkat literasi yang kompleks ini adalah prasyarat fundamental bagi kemajuan sosial dan ekonomi suatu bangsa.
Berdasarkan rilis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa Konitum Literasi dibagi menjadi beberapa fase seperti pada gambar berikut:
